play_arrow

keyboard_arrow_right

skip_previous play_arrow skip_next
00:00 00:00
playlist_play chevron_left
volume_up
chevron_left
  • cover play_arrow

    Jangan Meremehkan Mendikte Anak
    temen.ngobrol

  • cover play_arrow

    Hindari Bercandaan Yang Sia-sia Kepada Anak
    temen.ngobrol

  • cover play_arrow

    Jangan Over Kritik Anak
    temen.ngobrol

  • cover play_arrow

    Orang Tua Harus Menghormati Batasan Anak
    temen.ngobrol

  • Home
  • keyboard_arrow_right Finansial
  • keyboard_arrow_right
  • keyboard_arrow_right Suami Minta Istri Berhenti Bekerja: Apa yang Perlu Dipertimbangkan?

Finansial

Suami Minta Istri Berhenti Bekerja: Apa yang Perlu Dipertimbangkan?

temen.ngobrol Juni 2, 2025 3


Background
share close

Dalam kehidupan rumah tangga, pembagian peran antara suami dan istri sering kali menjadi topik sensitif namun penting. Salah satu isu yang kerap muncul setelah pernikahan adalah permintaan suami agar istri berhenti bekerja dan fokus di rumah. Permintaan ini bisa dilandasi niat baik, seperti ingin membagi peran secara tradisional—suami mencari nafkah, istri mengurus rumah tangga. Namun, keputusan sebesar ini tidak bisa diambil sepihak. Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan bersama, apalagi jika pasangan belum memiliki anak.

  1. Dialog dan Persetujuan Dua Arah

Keputusan istri berhenti bekerja tidak seharusnya menjadi kehendak sepihak dari suami. Komunikasi terbuka sangat penting. Suami perlu bertanya dan mendengarkan:

  • Apakah istri siap secara mental untuk berhenti bekerja?
  • Apakah ia nyaman kehilangan kemandirian finansial?
  • Apa makna bekerja bagi istri—apakah sekadar penghasilan atau juga aktualisasi diri?

Tidak semua orang cocok menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, terutama jika pekerjaan memberi rasa pencapaian dan harga diri.

  1. Belum Punya Anak: Perlu Resign?

Jika pasangan belum memiliki anak, pertanyaan ini menjadi semakin penting. Tanpa anak, beban kerja domestik cenderung lebih ringan, sehingga waktu istri bisa terbagi untuk bekerja. Justru masa ini bisa dimanfaatkan untuk menguatkan kondisi keuangan keluarga atau menyiapkan dana untuk masa depan, termasuk biaya persiapan kehamilan dan anak.

  1. Pekerjaan Rumah Tangga Tidak Ada Habisnya

Banyak yang meremehkan pekerjaan rumah tangga, padahal pekerjaan ini bersifat terus-menerus, tidak ada hari libur, dan bisa melelahkan secara fisik dan emosional. Jika suami berharap istri fokus di rumah, penting untuk tidak memandang tugas rumah tangga sebagai “pekerjaan ringan”. Suami juga perlu siap berkontribusi, terutama jika istri merasa kewalahan.

  1. Kesiapan Mental dan Emosional

Berhenti bekerja bisa memengaruhi kondisi mental istri, terutama jika ia terbiasa aktif, berinteraksi sosial, atau memiliki ambisi karier. Perlu ada dukungan emosional dan ruang bagi istri untuk tetap berkarya, misalnya melalui usaha rumahan, komunitas, atau kegiatan produktif lain yang tetap memberikan rasa pencapaian.

  1. Kesiapan Finansial Keluarga

Sebelum istri berhenti bekerja, lakukan evaluasi keuangan:

  • Apakah penghasilan suami mencukupi seluruh kebutuhan rumah tangga?
  • Apakah ada dana darurat yang cukup?
  • Apakah ada asuransi yang melindungi risiko kehilangan pendapatan?

Idealnya, keluarga sudah memiliki dana darurat minimal 6 bulan biaya hidup, serta rencana keuangan jangka panjang yang matang sebelum istri memutuskan resign.

  1. Bagaimana Jika Masih Punya Utang?

Jika pasangan masih memiliki utang (KPR, kredit kendaraan, utang konsumtif), maka perlu dihitung ulang kemampuan melunasi utang hanya dengan satu sumber penghasilan. Jika ternyata gaji suami tidak cukup menutup semua beban, keputusan istri berhenti bekerja sebaiknya ditunda. Atau, istri bisa beralih ke pekerjaan fleksibel atau remote untuk tetap berkontribusi tanpa harus bekerja penuh waktu.

  1. Alternatif: Fleksibilitas Tanpa Resign Total

Jika tujuan suami adalah agar istri lebih fokus pada rumah, bukan berarti satu-satunya pilihan adalah resign total. Banyak pekerjaan saat ini yang bisa dilakukan dari rumah. Fleksibilitas kerja bisa menjadi solusi tengah: istri tetap produktif, rumah tangga tetap terurus.

Tagged as: .

Rate it
Previous post
Verified by MonsterInsights