
Jangan Meremehkan Mendikte Anak
temen.ngobrol
Hindari Bercandaan Yang Sia-sia Kepada Anak
temen.ngobrol
Jangan Over Kritik Anak
temen.ngobrol
Orang Tua Harus Menghormati Batasan Anak
temen.ngobrol
Apakah Memaafkan Orang Lain Ada Batasnya?
temen.ngobrol
Ada cerita menarik dari sebuah suku di Afrika. Jika ada seorang warga tertangkap tangan mencari barang milik orang lain, maka pencuri ini tidak dipukulin atau dihajar oleh massa warga setempat. Lantas apa yang mereka lakukan kepada pencuri ini? Mereka justru merasa kasihan dengan pencuri ini dan mereka merasa turut bersalah. Karenanya, mereka justru menyumbangkan makanan dan benda lainnya kepada si pencuri agar ia hidup cukup dan tidak mencuri lagi.
Tentu budaya seperti ini sangat mengagumkan, mereka tidak menghukum orang yang bersalah, tetapi justru mengampuninya dan menolongnya agar tidak terjatuh lagi ke dalam kesalahan yang sama. Anda pasti pernah denger istilah, forgiven but not forgotten. Kita maafkan, tapi tidak akan kita lupakan. Kita maafkan kesalahanmu, tapi tindakanmu yang melukai hatiku, tidak akan pernah kulupakan. Sejumlah survei juga menemukan, hal yang paling sulit dilakukan oleh seseorang adalah memaafkan kesalahan orang lain. Mungkin di luar kita bisa berpura-pura memaafkan dengan bersikap baik, tetapi berbeda dengan yang ada di dalam hati.
Hati masih penuh kebencian dan jika ada kesempatan ingin rasanya membalas dendam. Minimal kalau orang yang menyakiti kita mendapatkan musibah, kita turut bersorak dengan mengatakan, “Syukurin loe”…Mengapa sih memaafkan itu begitu sulit? Bahkan untuk kesalahan-kesalahan yang sangat kecil sekalipun yang dilakukan oleh orang lain kepada kita? Mengapa kita bisa kuat membawa beban rasa benci kemana-mana bahkan ada yang seumur hidupnya?
Pada tahun 2014 terjadi sebuah peristiwa yang menggemparkan di daerah Bekasi, Jawa Barat. Ada seorang mayat, gadis muda, yang ditemukan terbuang di pinggir tol. Selidik punya selidik, mayat tersebut Bernama Ade Sara, seorang mahasiswi, yang ternyata dibunuh oleh mantan pacarnya dan pacar barunya di dalam mobil. Ade sara dijebak masuk ke dalam mobil dan di dalam mobil itulah ia disiksa dengan keji hingga nyawanya melayang. Kita pasti membayangkan sebagai orang tua Ade Sara, pasti akan diliputi dendam seumur hidup kepada kedua pelaku tersebut. Seperti kata pepatah, mata ganti mata, gigi ganti gigi, nyawa ganti nyawa. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Kedua orang tua Ade Sara tentu sedih, marah, hancur karena buah hati satu-satunya, anak tunggalnya, direnggut nyawanya dengan keji. Tapi kedua orang tua ini mampu melewati rasa amarahnya, mampu mengolah rasa benci dan dendamnya, menjadi kekuatan untuk memaafkan. Kedua orang tua Ade Sara menemui kedua pembunuh anaknya, dan memberikan maaf kepada mereka, serta mengatakan mereka percaya kalau mereka berdua adalah anak-anak yang baik. Mereka juga bertemu dengan para orang tua pembunuh anaknya dan menyatakan memaafkan dengan tulus perlakuan kepada anaknya.